BNM - Kandidat calon gubernur petahana Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendapat informasi adanya gerakan pengumpulan tiga juta KTP dan formulir berkop RT RW DKI Jakarta untuk menolak dirinya. Ahok mengaitkan hal itu dengan sikap 'asal bukan Ahok' untuk Pilgub DKI 2017.
"Kalau statement (pernyataan) menolak ya kumpulin. Orang sejuta orang saja (KTP dukungan untuk Ahok) tidak percaya kok, ini tiga juta. Nanti kan penentuan di pemilihan, di 15 Februari. Iya kan?" kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (3/8/2018).
Meski Ahok menilai hal itu sah-sah saja dalam iklim demokrasi, namun RT dan RW yang terlibat seharusnya berhenti menjadi RT dan RW. Soalnya mereka menerima uang APBD.
"Siapapun yang menerima APBD tidak boleh terlibat politik," kata Ahok.
Ahok menilai persoalan yang lebih mendasar adalah sikap 'asal bukan Ahok', yakni memilih siapapun untuk jadi gubernur yang penting bukan Ahok yang menjadi gubernur. Ahok mengaku pernah mendengar komentar politikus PDIP soal 'kambing yang dibedaki' untuk berlaga di kontestasi politik. Bila memang yakin sembarang nama bisa mengalahkan Ahok, maka tentu kambing-pun bisa mengalahkan Ahok.
"Persoalan kan sekarang bukan membangun DKI, tapi bagaimana agar Ahok tidak jadi gubernur kan. Berarti kambing dibedakin juga bisa menjadi gubernur, pokoknya jangan Ahok," kata dia.
Bila memang benar 'kambing' bisa mengalahkan dia, maka Ahok merasa lebih baik bekerja sebaik mungkin sebelum masa jabatannya berakhir pada Oktober 2017.
"Kalau kita lihat selama ini kan calon enggak ngomong program, cuma ngomong kumpulin jangan Ahok. Makanya tolak Ahok," kata Ahok.
Rabu, 03 Agustus 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar