Kasubdit Penmas Humas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan mengatakan pelaku kerap memberikan keterangan yang berbelit dalam pemeriksaan. "Masih terus diperiksa, keterangannya berbelit," kata MP Nainggolan, Medan, Selasa (30/8/2016).
Menurut dia, polisi jadi kesulitan mencari keterlibatan orang atau kelompok lain dalam teror yang terjadi pada Minggu 28 Agustus 2016. Saat ini, lanjut dia, pelaku masih mengaku tidak mendapat bantuan atau arahan dari siapapun dalam melakukan aksinya.
"Pengakuannya enggak ada yang memerintahkan. Pelaku juga tidak ada masuk dalam jaringan atau kelompok radikal," ujar Nainggolan.
Sebelumnya, Polresta Medan sempat meminta orangtua pelaku untuk membawa akte kelahiran. Keduanya yakni SMH (ayah) dan ABP (ibu) juga mendampingi Ivan saat diperiksa.
"Enggak tahu mau diperiksa juga atau tidak, tapi kami kemari diminta untuk antar akte," sebut ABP.
Pada Minggu 28 Agustus 2016, Ivan menggemparkan Medan. Dia membawa ransel berisi bom rakitan ke Gereja Santo Yosep sekira pukul 08.00 WIB. Bom yang dibawanya berdaya ledak rendah. Saat itu, bom buatan Ivan hanya mengeluarkan percikan api.
Selanjutnya, dia mengeluarkan senjata tajam dan menyerang Pastor Albert S Pandingan. Ivan langsung diamankan para jemaat yang melihat aksinya.
0 komentar